Printer UV Lebih Unggul Dari Solvent, Masa Sih?

Ilustrasi Artikel WP solvent vs uv 1

Seiring dengan berkembangnya dunia, bisnis pun terus berkembang dan berubah ke arah yang lebih efektif dan efisien. Hal ini berlaku juga di dunia printing, dari awalnya yang familiar adalah percetakan offset (plat), sablon, dan airbrush, hari ini percetakan digital printing sudah tersebar di seluruh dunia. Hal ini semakin didukung dengan kebutuhan produksi kuantitas sedikit dengan design yang lebih beragam. Hal ini tentunya belum bisa “diwujudkan” dengan teknologi tradisional, dan bisa difasilitasi oleh mesin-mesin digital printing. Tidak berhenti sampai di sini, digital printing dari yang awalnya berbasis solvent, sampai sekarang mulai banyak percetakan UV yang diklaim memberikan hasil lebih baik lagi. Lantas, apa perbedaan UV dan solvent, dan apakah UV memang benar lebih baik?

Dilihat dari cara kerjanya, printer solvent menggunakan teknologi panas untuk “menempelkan” tinta pada materi/ bahan yang digunakan. Sementara itu, printer UV merupakan singkatan dari Ultra Violet, jadi tinta UV yang dihasilkan akan kering dengan paparan sinar UV dari mesin tersebut. Untuk lebih memahami keduanya, coba perhatikan beberapa poin perbedaan di bawah ini!

1. Tinta yang digunakan

Baca juga: Kompetitor Terus Upgrade Mesin Baru, Perlu Ikuti?

Printer solvent memiliki sampai 8 catridge untuk tinta (C, M, Y, K, Lc, Lm, Ly, Lk), sehingga menghasilkan warna yang lebih beragam. Kekurangannya, tinta solvent lebih berbau, maka dari itu paling tidak Anda harus menyiapkan sistem ventilasi untuk menghilangkan bahan kimia di udara tersebut. Sementara itu, varian warna yang dihasilkan printer UV memang tidak sebanyak solvent, tapi printer UV punya warna putih. Nah, warna putih ini bisa menghasilkan cetakan timbul/ bertekstur, sekaligus mencetak di berbagai media termasuk yang berwarna hitam.

Dari bahan tintanya sendiri, tinta solvent menghasilkan residu kimia di udara, jadi bisa berbahaya bagi kesehatan. Karena tinta UV tidak menghasilkan residu, ia dianggap lebih sehat dan ramah lingkungan. Tinta UV juga tidak akan kering jika terpapar udara, sehingga selama tidak terkena paparan sinar UV, tinta dalam cartridge bisa digunakan sampai tetes terakhir.

2. Proses mencetak

Setelah mencetak, proses pengeringan printer solvent menggunakan pemanas, jadi memakan waktu lebih lama nih. Kalau printer UV, pengeringan dengan sinar UV lebih cepat dan bahan bisa langsung dilanjutkan ke proses berikutnya. Tapi Anda harus berhati-hati, sinar UV dan tintanya bisa menimbulkan iritasi ataupun sensasi terbakar jika bersentuhan langsung dengan kulit. Jika sebelumnya sudah disebutkan bahwa tinta UV hanya akan kering jika terpapar utara, ini bisa jadi masalah juga kalau Anda tidak berhati-hati, karena akan cukup “fatal” kalau tintanya tumpah atau tercecer di tempat yang tidak seharusnya nih.

3. Aplikasi

Untuk aplikasi atau material yang bisa dicetak, UV memberikan keunggulan dengan variasi yang lebih banyak. Ia bisa mencetak di berbagai media seperti aluminium, kaca, kayu, kanvas, karpet, kulit, casing HP, dan lain sebagainya (beberapa diaplikasikan dengan printer UV flatbed). Hasilnya pun lebih awet dan anti gores, sehingga tidak mudah rusak. Sementara itu, untuk beberapa bahan yang dicetak solvent, harus diberikan coating terlebih dahulu agar lebih awet.

Baca juga: Bagaimana Buat Neon Box dengan Printer UV?

Kalau bingung memutuskan mana printer yang terbaik, coba deh tanyakan beberapa hal ini terkait bisnis Anda.

Bisnis apa yang Anda jalankan?

Bukan cuma di masa sekarang, tapi pertanyaan ini juga berlaku untuk rencana bisnis Anda ke depannya nih. Karena, fokus bisnis Anda akan menentukan printer mana yang paling sesuai dan menjadi solusi terbaik bagi Anda dan juga customer yang mencetak. Misalnya saja, kalau Anda mau berfokus ke signage dan outdoor, tentu kebutuhan printernya akan berbeda jika Anda akan fokus di bidang souvenir dan fotografi, setuju?

Di mana aplikasi bahan Anda akan dipajang?

Memajang hasil cetakan di indoor dan outdoor akan membutuhkan printer yang berbeda. Memang, baik solvent maupun UV bisa mencetak keduanya, tapi kalau sudah jelas fokus Anda, memilih yang paling cocok tentulah lebih baik. Kalau Anda mencetak lebih banyak untuk di outdoor seperti spanduk atau banner, tentu tidak memerlukan cetakan dengan kualitas yang “berlebih”. Untuk kondisi ini, printer solvent akan lebih sesuai, karena printer UV akan membuat cost produksi Anda terlalu besar. Sebaliknya, cetakan indoor memerlukan kualitas yang lebih bagus dan lebih baik jika tanpa bau, karena itu printer UV bisa jadi opsi terbaik.

Secepat apa mesin yang Anda butuhkan?

Karena pengeringan dengan sinar UV lebih cepat dibanding dengan pemanas/ pengering biasa, cetakan dengan printer UV akan lebih cepat dibanding jika mencetak dengan printer solvent.

Bagaimana, setelah memahami semua poin di atas, mana yang sekiranya lebih sesuai dengan kebutuhan Anda? Kalau masih bingung dan butuh bantuan, jangan sungkan untuk langsung menghubungi kami. Tanpa dipungut biaya apa pun, konsultan terbaik kami akan berikan konsultasi untuk bisnis percetakan Anda!

Baca juga: Mengapa Banyak Orang Memilih Laysander?