Warna Hasil Cetak Beda Dari Monitor, Ini Alasanya

Ilustrasi Artikel WP warna layar dan cetakan beda 3

Dalam usaha digital printing, setelah proses mendesain, biasanya sahabat Laysander melanjutkan proses berikutnya yaitu mencetak. Telah berupaya keras untuk mendesain sebaik-baiknya, tentu hasil cetakan yang diharapkan minimal serupa dengan apa yang telah di buat pada layar. Namun, pernahkah Anda merasa bahwa warna hasil cetakan yang didapat tidak sesuai dengan apa yang di desain? Eits, namun jangan kesal terlebih dahulu. Berikut kami akan menjelaskan penyebab mengapa warna pada hasil cetakan kerap berbeda dengan yang tampil pada layar.

Proses perbedaan warna tersebut dapat terjadi karena pengaruh sistem mode warna yang digunakan, yakni RGB dan CMYK. Pengetahuan mengenai dua mode warna RGB dan CMYK ini menjadi penting, supaya sahabat Laysander dapat lebih optimal dalam proses mendesain. Tidak hanya itu, dengan mengetahui perbedaan keduanya, tentu Anda dapat pula mendapat hasil cetak dengan kualitas yang diharapkan. Lalu, apakah yang dimaksud dengan RGB dan CMYK?

hasil cetak beda dengan monitor 1

Baca juga: Cek 4 Hal Ini Kalau Warna Tidak Keluar Saat Cetak!

RGB seringkali digunakan oleh para desainer saat mendesain di layar monitor. RGB sebenarnya merupakan singkatan dari RED-GREEN-BLUE. Lebih lanjutnya, biasanya ketiga warna ini merupakan unsur utama dari gambar digital. Untuk warna lainnya, biasanya muncul dari hasil gabungan dan perbedaan pengaturan intesitas dari warna-warna inti tersebut. Proses penggabungan dan variasi warna tersebut dikenal dengan istilah percampuran aditif.

Proses percampuran aditif ini semuanya dimulai dengan warna hitam. Kemudian, warna merah, hijau, dan biru mulai ditambahkan dan saling mencerahkan untuk membuat pigment warna yang baru. Uniknya, ketika warna merah, hijau, dan biru dicampur pada intesitas warna yang sama, maka terbentuklah warna putih yang murni. Jika ingin membuat variasi warna yang lebih banyak, Anda dapat memainkan saturasi warna, vibrasi warna, bayangan, dengan memodifikasi ketiga warna utama diatas. Hal ini sangat mudah diatur karena bersifat digital sehingga Anda dapat menentukan warna yang Anda inginkan.

RGB sendiri dapat Anda gunakan untuk berbagai tampilan desain secara digital yang menggunakan TV, komputer, smartphone, atau kamera. Contoh konkret yang dapat diambil ialah gambar logo serta iklan online yang sering muncul di komputer Anda. Format file yang sering digunakan untuk menyimpan RGB terdiri dari JPEGs, PSD, PNGs, GIFs. Keempat jenis format file ini sangat mudah teraca oleh software manapun sehingga Anda tidak akan kesulitan saat membuka file yang ingin dicetak. Sebaliknya, hindarilah fromat file seperti TIFF, EPS, PDF, dan BMP ketika ingin menghasilkan file RGB. Hal ini karena file-file tersebut biasanya memuat data lebih besar dan seringkali tidak terbaca pada software tertentu.

Baca juga:ICC Profile: Kenapa Warna Hasil Cetak Beda?

Jika proses percampuran warna pada RGB dimulai dengan warna hitam, maka berbeda dengan CMYK. Sebelumnya, CMYK adalah singkatan dari Cyan, Magenta, Yellow, dan Key/Black yang merupakan unsur warna utama dalam gambar cetak. Sama seperti RGB, untuk menghasilkan warna lain, CMYK juga menggabungkan warna-warna inti diatas. Namun, percampuran ini didasarkan pada tingkatan warna pada tinta secara fisik. Karena itulah, proses percampuran ini dinamakan percampuran substraktif.

Percampuran substraktif dimulai dengan warna putih murni, sehingga apabila dicampur maka tingkat kecerahan pada setiap layer warna yang digunakan akan berkurang dan menghasilkan warna baru yang diharapkan. Berbeda dengan RGB, saat warna-warna pada CMYK digabung, justru menghasilkan warna hitam yang intens.

CMYK dapat Anda gunakan untuk berbagai desain yang tidak hanya ditampilkan di layar monitor namun harus dicetak. Contoh penggunaan desain CMYK yang sesuai ialah saat membuat kartu nama, berbagai merchandise, iklan billboard dan lainnya. Lalu, format file yang cocok digunakan oleh CMYK ini ialah PDFs, AI, dan EPS.

Melalui penjabaran mode warna RGB dan CMYK tadi, maka kini kita dapat mengetahui bahwa penyebab dari adanya perbedaan pada hasil cetak dengan yang tampilkan dalam layar monitor adalah gambar dari sistem RGB yang kemudian dicetak dengan menggunakan printer dari sistem CMYK.

Baca juga: Mudah, Coba Ini dan Atasi Warna Tinta Tidak Pekat!

Sistem RGB dapat menghasilkan warna putih saat ketiga unsur warnanya digabungkan namun, tidak dapat menghasilkan warna hitam. Sebaliknya, warna printer yang menggunakan sistem CMYK bisa menghasilkan warna hitam ketika keempat unsur utama warnanya digabungkan namun, tidak bisa menghasilkan warna putih. Oleh karena itu, saat melakukan proses percetakan, warna yang dihasilkan pada printer tidak bisa 100% sama dengan warna pada layar monitor.

Sebenarnya saat mendesain pun kita sudah dapat melihat perbedaan hasil yang nyata bahwa warna yang tampak pada monitor tidak sama dengan yang dicetak melalui mesin print. Bagaimana caranya? Yaitu dengan melakukan konversi dari file RGB menjadi CMYK di photosop. Dari sana akan terlihat perbedaan warna yang cukup terlihat. Lalu, apa yang sahabat Laysander bisa lakukan untuk mendekatkan warna monitor dan printer agar semirip mungkin? Salah satu caranya ialah menggunakan ICC profile yang sesuai dengan setting printer, tinta, dan media yang digunakan.

Namun, jika Anda masih merasa kesulitan terkait hasil cetakan ini, Anda bisa tanyakan langsung kepada Laysander, lho! Bukan hanya dapat membantu Anda, namun tim teknis handal kami juga akan memberikan solusi atas segala permasalahan hasil cetak yang Anda alami. Yuk, jangan ragu untuk berkonsultasi bersama Laysander!

Penulis: DAW/ Editor: IG