ICC Profile: Kenapa Warna Hasil Cetak Beda?

ICC Profile: Kenapa Warna Hasil Cetak Beda?

Ilustrasi Artikel WP ICC Profile 2

Tidak bisa dipungkiri, warna merupakan faktor terpenting memengaruhi kualitas hasil cetak dalam usaha digital printing Anda. Jangan sampai desain yang sudah terlihat keren di monitor Anda malah memiliki warna yang aneh, atau bahkan sangat jauh dibandingkan warna di cetakan Anda. Waduh, kalau sampai begini, tentu Anda akan rugi waktu, rugi tinta, dan juga rugi secara materi!

Jika Anda mengalami hal ini, jangan panik dulu Sahabat Laysander! Bisa jadi, Anda belum menyetel ICC profile dengan tepat. Apa itu ICC profile? Pelajari serba-serbinya berikut ini!

Definisi & Fungsi ICC Profile

Dalam dunia design, warna menjadi elemen utama yang tidak boleh sampai berantakan. Salah-salah menggunakan warna, yang ada design malah terlihat aneh dan kehilangan nilai artistiknya. Tapi di sisi lain, setiap software (misalnya Adobe Photoshop maupun RIP Software Anda) dan hardware (misalnya layar laptop, monitor desktop, dan printer) memiliki persepsi yang berbeda untuk menampilkan warna, sehingga bisa saja Anda “kecolongan” dengan warna yang tidak akurat dari yang ditampilkan di monitor dan hasil cetak.

Baca juga: Cek 4 Hal Ini Kalau Warna Tidak Keluar Saat Cetak!

Nah, untuk menyamakan persepsi warna di setiap komponen yang Anda gunakan, diperlukan pengaturan yang disebut ICC profile. ICC sendiri merupakan kependekan dari International Color Consortium, dan ICC profile sendiri adalah set data yang berfungsi untuk mendefinisikan input dan output warna pada alat yang Anda gunakan (misalnya laptop, printer, komputer). Sederhananya, setiap alat yang Anda gunakan sebaiknya memiliki profile yang sama sehingga dapat menghasilkan warna yang lebih akurat dan mirip dengan yang Anda harapkan.

Sebelum Mulai Mengatur ICC Profile, Ketahui Dulu 2 Sistem Mode Warna Berikut

Dua sistem mode warna yang sering digunakan yaitu RGB dan CMYK. Apa perbedaan keduanya? RGB merupakan kependekan dari Red Green Blue, dan campuran dari tiga warna primer inilah yang digunakan pada sistem RGB untuk menghasilkan warna-warna lainnya. Pada sistem warna RGB, warna dasar yang digunakan yaitu hitam, baru setelah itu dicampurkan oleh warna merah, hijau, atau biru untuk menghasilkan warna yang diinginkan. Sistem warna RGB cocok digunakan untuk tampilan digital, seperti pada komputer, TV, smartphone, atau kamera.

Sedangkan CMYK merupakan kependekan dari Cyan Magenta Yellow Key (Black), yang juga merupakan warna-warna primer untuk menghasilkan warna lainnya. Berbeda dengan RGB yang memiliki warna dasar hitam, pada sistem CMYK warna dasar yang digunakan adalah warna putih, yang kemudian dicampur dengan kombinasi 4 warna di atas untuk menghasilkan warna lain yang diinginkan. Nah, sistem CMYK tidak hanya cocok untuk tampilan digital, namun juga hasil cetak.

Baca juga: Warna Hasil Cetak Beda Dari Monitor, Ini Alasanya

Ketahui Hal Ini Sebelum Menyetel ICC Profile

Nah, pada pengaturan mesin cetak, ICC profile terutama berguna untuk mengkoordinasikan komponen mesin (print head, nozzle, dan media) agar dapat menciptakan warna yang sesuai dan konsisten. Salah satu hal yang menjadi tantangan Anda, yaitu setiap printer atau mesin cetak memiliki properti unik yang memengaruhi proses pengaplikasian tinta ke media cetak. Misalnya saja jenis printhead, jumlah nozzle, hingga variasi besaran tetes tinta yang dapat dihasilkan. Belum lagi ditambah jenis media yang memiliki kemampuan penyerapan tinta yang berbeda. Tapi tidak perlu khawatir terlalu jauh, karena semua variabel ini sebenarnya sudah diatur pada ICC profile.

Tugas Anda sekarang yaitu memilih ICC profile yang tepat, Berikut tips yang dapat Anda lakukan agar dapat menyetel ICC profile yang tepat:

  • Sesuaikan ICC profile dengan jenis media yang Anda gunakan untuk mencetak. Biasanya, tim teknis dari perusahaan supplier mesin sudah membuat ICC profile untuk media yang umum digunakan. Namun media ini seringkali memiliki variasi merek yang berbeda, sehingga tim teknis biasanya akan mengelompokkan ICC berdasarkan jenis medianya saja, bukan per merek.
  • Setiap mesin cetak memiliki spesifikasi yang berbeda sehingga mungkin saja warna hasil cetaknya berbeda pula, misalnya saja perbedaan pada picoliter (pl), jenis print head, dan lainnya. Warna pun merupakan hal yang subjektif untuk dinilai, jadi sebenarnya agak tricky apabila Anda ingin benar-benar menentukan ketepatan ICC yang sudah disetel. Jika Anda ingin membandingkan kesesuaian ICC, usahakan untuk membandingkan hasil cetak dari dua mesin dengan jenis atau merek yang sama. ICC yang tepat umumnya dapat menghasilkan warna yang tepat, gambar yang lebih jernih, dan waktu pengeringan yang lebih efisien.

Baca juga: Hasil Print Stiker Ritrama Blur, Harus Bagaimana?

Itulah serba-serbi mengenai ICC profile, sebuah tahap penting yang terkadang dilupakan. Apabila Sahabat Laysander masih mengalami masalah teknis dalam urusan warna atau pun penyetelan ICC profile, jangan ragu menghubungi tim kami untuk melakukan konsultasi lebih lanjut di nomor 021-53161450 :)

Penulis: MJ/ Editor: IG

Bahan flexi seringkali sukar dipotong rapi, bagaimana baiknya?

Potong Rapi Bahan Flexi, Gimana Caranya?

Ilustrasi Artikel WP flexy berserabut

Halo sahabat Laysander di manapun kalian berada. Dalam artikel kali ini kami akan membahas mengenai sebuah topik yang relevan buat Anda nih! Tentu kalian sudah familiar dengan percetakan sebagai media promosi kan? Seperti di jalan-jalan yang kita lewati, sering terlihat iklan-iklan, spanduk dan banner yang dipasang untuk mempromosikan suatu produk. Nah, tentu saja jika seseorang memasang iklan, tentu mereka menginginkan kualitas produk yang terbaik dan tahan lama. Selain dapat menghemat anggaran, kualitas produk promosi yang bagus tentu akan lebih menarik minat calon pembeli. Bayangkan saja jika kalian melihat sebuah banner dengan warna yang pudar dan pinggiran yang berantakan? Memang sih, banner cenderung jauh jaraknya, tapi kalau terlalu tidak rapi, atau ternyata dipasang dalam jarak dekat, tentu bisa ada yang salah fokus dan justru memperhatikan hal tersebut ya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemilihan bahan untuk media promosi terutama di indoor atau luar ruangan tapi jarak dekat merupakan hal yang harus kita perhatikan. Design yang bagus akan semakin terlihat maksimal jika ditunjang dengan bahan yang bagus. Makanya sebelum melakukan percetakan, ada baiknya anda mengenali bahan yang akan digunakan terutama untuk media spanduk dan banner.

Baca juga: Cetak Banner Gambarnya Menyusut? Ini Solusinya!

Nah, bicara seputar media promosi, salah satu yang sering digunakan di outdoor maupun indoor adalah bahan flexi. Bahan Flexi merupakan bahan yang banyak digunakan dalam percetakan digital baik untuk membuat banner, backdrop, spanduk, baliho, billboard, umbul-umbul, hingga tenda. Bahan ini pada dasarnya lentur dan tidak mudah robek sehingga sangat cocok digunakan di luar ruangan, maupun dalam ruangan yang membutuhkan ukuran lebih besar. Permukaan bahan flexi teksturnya halus pada satu sisinya dengan sisian lain memiliki permukaan lebih kasar.

Jika sudah, kita akan mulai membahas mengenai salah satu pertanyaan yang sering muncul mengenai bahan flexi ini. Salah satunya adalah bagaimana cara memotong bahan ini biar rapi?

Seperti yang kita tahu biasanya orang memotong-motong bahan menjadi bagian lebih kecil gunanya agar tidak ada yang mubazir atau terbuang. Sehingga biasanya pengiriman bahan akan disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan dari kostumer. Misalnya, bahan selebar tiga meter yang kemudian dipotong menjadi 1 meter.

Memang ada banyak alat potong, namun pemilihan yang salah atau teknik yang salah dapat menyebabkan hasilnya kasar, dan pinggiran bahan yang keriting akan membuat head cepat rusak. Tentu kita ingin menghindari hal tersebut, ya toh?

Nah, ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menghindari hal tersebut.

Baca juga: Hasil Print Stiker Ritrama Blur, Harus Bagaimana?

  • Setelah kita melakukan proses pemotongan flexi menjadi ukuran yang diinginkan, mulai rapikan pinggiran menggunakan gerinda tangan: yakni dengan melakukan proses pembakaran di ujung-ujungnya agar tidak ada serabut yang keluar dan membuat bahan terlihat tidak rapi atau bahkan dapat merusaknya dalam proses nanti.
  • Cara selanjutnya adalah sebelum melakukan pemotongan, pastikan RPM atau revolution per minute nya untuk potongan besi. Karena, jika RPM untuk memotong kayu, kecepatan atau speed nya kurang kencang dan tidak sesuai yang kita inginkan.
  • Jika ingin hasilnya halus, kalian bisa menggunakan pisau pemotong alumunium. Piasu ini memiliki ciri-ciri bermata kecil dan rapat. Memang, pisau paling besar yang ada di pasaran tidak akan bisa memotong langsung hingga putus, sehingga harus melakukan putar bahan. Kecuali jika memang ingin, bisa membuat dudukan yang bisa berputar.
  • Baiknya kita juga mengetahui bahan flexi mana yang cocok digunakan sesuai dengan yang kita inginkan. Ada tiga bahan flexi yang saat ini banyak digunakan di pasaran. Pertama adalah bahan flexi China. Bahan ini memiliki tekstur halus dan tipis, sangat cocok digunakan untuk media promosi baik indoor dan outdoor. Bahan flexi China memiliki gramatur 230 sampai 400. Sedang lebar gulungannya berada diantara 220 cm, 250 cm, 320 cm, hingga 550 cm.
    Kedua, yakni bahan flexi Korea. Flexi Korea memiliki permukaan yang lebih halus dari flexi China. Tetapi dengan kualitas yang lebih bagus kita harus siap merogoh kocek lebih dalm karena harganya yang lebih mahal. Gramatur yang biasa dipakai untuk flexi Korea ini sekitar 230 sampai 350 gram dengan lebar gulungan berkisar di 250 cm, 320 cm, dan 550 cm.
    Ketiga adalah bahan Flexi Jerman. Bahan Flexi jerman adalah yang paling tebal dan mahal dibanding flexi lainnya. Bahan Flexi ini juga memiliki permukaan lebih halus dibanding dua bahan flexi lainnya yakni China dan Korea. Bahan ini memungkinkan hasil cetak design kita lebih tegas dan warnanya lebih menyala. Bahan flexi Jerman memiliki berat yang sama dengan felxi China yakni antara 230 hingga 400 gram. Lebar gulungannya adalah 220 cm, 250 com, 320 com, dan 550 cm.

Baca juga: Warna Hasil Cetak Beda Dari Monitor, Ini Alasanya

Nah, sahabat Laysander itu tadi pembahasan kita mengenai pemotongan bahan flexi dan jenis-jenisnya. Jika masih ada kebingungan dan pertanyaan lebih lanjut mengenai proses produksi dengan hasil terbaik, bisa langsung bertanya pada tim kami ya!

Penulis: OW/ Editor: IG

Cetak banner gambarnya menyusut? Yuk cari tahu solusinya!

Cetak Banner Gambarnya Menyusut? Ini Solusinya!

Ilustrasi Artikel WP Cetak banner menyusut

Haloo Sahabat Laysander, gimana nih kabarnya? Kami berharap kalian selalu baik ya! Nah, dalam artikel kali ini Laysander akan menjawab pertanyaan yang sempat kami dapatkan nih. Pemain advertising tentu tidak asing lagi dengan cetakan banner ya. Tapi, ternyata masih ada yang bertanya, kenapa sih cetakan banner bisa menyusut?

banner

Apa kalian pernah mengalami hal yang sama? Cetakan sudah disesuaikan dengan baik di RIP Software, tapi ketika dicetak, eeh tahu-tahunya menyusut. Sebenarnya nih, kesalahan atau error dalam proses percetakan itu bisa terjadi karena banyak faktor, misalnya saja dalam proses mencetak banner tersebut. Seperti yang kita tahu, banner memiliki banyak ukuran beragam, yang biasanya menyesuaikan kebutuhan customer. Untuk menyesuaikan proses mencetak memang dibutuhkan ketelitian dan pengecekan menyeluruh agar semua yang sudah di design dapat tercetak dengan sempurna. Karena, salah satu faktor pertama hasil cetak tidak sesuai dengan design di komputer adalah kesalahan ukuran yang dipilih. Jadi jangan lupa dicek agar setting bisa sesuai ukuran cetaknya yaa.

Baca juga: Benarkah Cetak Satu Pass Beri Keuntungan Lebih?

Alasan lain kenapa terjadi penyusutan ketika proses cetak banner adalah karena bahan yang digunakan, seperti contoh backlit dari kain, yang akan melalui proses printing melar atau memuai. Jika begitu, cetakan jelas bisa tidak sesuai karena tinta tidak bisa disemprot dengan tetap. Karena itu, jangan lupa untuk memperhatikan dan menyesuaikan setting dengan bahan yang digunakan, ok?

Penyebab selanjutnya juga bisa diakibatkan oleh pinch roller atau penahan media yang ada di printer, yang sudah lanjut usia alias tua. Ini mengakibatkan bahan cetakan kita lari dan ukurannya menjadi tidak sesuai. Pinch roller yang sudah tua bisa berubah bentuk menjadi lancip atau lonjong alih-alih bulat seperti seharusnya. Sehingga, fungsi nya berkurang dan tidak kuat lagi untuk menahan atau men-grip media yang ada di printer. Ini jelas berpengaruh pada hasil cetakan nih. Tenang, masalah satu ini bisa diatasi dengan mengganti pinch roller secara berkala dan selalu memastikan kelayakannya beberapa saat sebelum melakukan proses mencetak. Juga jangan lupa untuk selalu merawat pinch roller dengan membersihkannya.

Nah, selain ketiga hal di atas, ada beberapa hal juga yang bisa Sahabat Laysander lakukan, untuk mencegah cetakan yang menyusut atau tidak sesuai yang diinginkan. Misalnya saja, kalian bisa melakukan kalibrasi printer, untuk memastikan software RIP sesuai dengan printer, jadi hasil cetak akan sesuai dengan designnya. Baiknya, kalibrasi ini bisa kalian lakukan kalau akan mencetak bahan yang berbeda dari cetakan sebelumnya.

Baca juga: Seberapa Sering Filter Tinta Harus Diganti?

Berikutnya, kalian juga bisa memperhatikan pengaturan feather di komputer, karena itu bisa mempengaruhi presentasi ukuran panjang suatu design. Masalah ini bisa kalian atasi dengan melakukan pengaturan atau setting di software ripping yang kalian gunakan untuk mengedit design, misalnya photoprint.

Jangan lupa perhatikan untuk langsung “menanggulangi” kalau cetakan sudah mulai meleset ya, karena sekali cetakan sudah “lari”, semakin panjang printnya maka “lari”nya bisa semakin panjang juga lho. Jika semua “penanggulangan” itu sudah dilakukan , dan pengecekan dari segala sisi juga sudah benar, maka dapat dipastikan hasilnya tidak akan meleset barang satu senti pun.

Nah, jika sahabat Laysander masih bingung mengenai cara setting computer agar maksimal, Yuk bisa langsung ditanyakan ke tim teknis handalnya Laysander!

Sebagai tambahan, kami juga berbagi memberikan sedikit tips nih. Apa aja sih yang harus diperhatikan ketika kita membuat design, agar hasilnya maksimal dan sesuai dengan yang kita inginkan saat dicetak?

Satu, kita harus memperhatikan perpaduan dan pengaturan warna yang akan digunakan. Kamu harus ingat, bahwa warna pun bisa berbeda antara di layar dengan hasil cetakan. Ini karena perbedaan setting warna yang digunakan, pilihan antara CMYK atau RGB nih. Kalau mau tahu lebih lanjut, cek artikel kami deh di Warna Hasil Cetak dengan Monitor Seringkali Berbeda, Ternyata Ini Alasanya!

Selain itu, perhatikan juga ukuran media dan resolusi yang dibutuhkan, sebelum kita melakukan proses cetak. Semakin luas permukaan cetak, tentunya semakin tinggi pula resolusi gambar yang kamu butuhkan. Hal ini mencegah agar tidak ada pixelasi yang tampak ketika kita melihat gambar baik dari jarak dekat maupun jauh. Untuk mencetak suatu gambar menjadi media luas seperti banner, setidaknya diperlukan ukuran 300 DPI (dots per inch).

Nah bagaimana, Sahabat Laysander? Semoga informasi dari kami ini berguna ya biar bisnis digital printing kamu makin maksimal. Sampai jumpa di artikel berikutnya!

Writer: OW/ Editor: IG

Kenapa Laminating Saya Sering “Ngeletek”?

Kenapa Laminating Saya Sering "Ngeletek"?

Ilustrasi Artikel WP laminating 1

Hai Sahabat Laysander! Beberapa waktu lalu, kami baca nih, ada pertanyaan yang muncul di sebuah forum mengenai masalah ketika melakukan laminasi pada stiker. Pasalnya, pemilik akun tersebut mengeluhkan lapisan laminasi yang kerap mengelupas, meskipun sudah menggunakan mesin yang berkualitas mumpuni. Berikut pertanyaan yang diposting pada forum tersebut:

“Laminating roll up atasnya sering ngeletek, sudah pakai yang 120 gsm. Mesinnya sudah yang bagus. Sudah coba pakai 4 supplier tapi masih begitu. Pemanas sudah dinyalakan, tingkat press juga sudah oke. Tapi di roll up pasti pada ngeletek atasnya”

Nah, sebelum kita kupas tuntas mengenai masalah ini, yuk kita ketahui dulu beberapa hal dasar dan fungsi mengenai laminating itu sendiri!

Baca juga: Bau Tinta Digital Printing, Berbahaya Nggak?

Mengenal Fungsi Laminating pada Stiker

Laminating adalah proses melapisi permukaan stiker dengan lapisan bening yang berfungsi untuk melindungi stiker dari faktor eksternal, seperti goresan dan cuaca. Lapisan laminating juga dapat memberikan pelindung ekstra dari sinar UV, sehingga warna stiker tidak mudah pudar. Selain itu, lapisan laminating juga bisa membuat struktur stiker menjadi lebih kuat.

Untuk beberapa bahan tertentu, proses laminating merupakan hal yang penting dilakukan ya, Sahabat Laysander. Misalnya saja, untuk stiker yang akan digunakan di luar ruangan dan akan terpapar oleh panas, hujan, dan angin.

Jenis Laminasi pada Stiker

Secara umum, ada 3 jenis laminating stiker yang paling sering digunakan, yaitu laminating glossy, matte, dan UV. Selain berbeda secara tampilan dan tekstur, kedua bahan ini ternyata memiliki keunggulan yang cukup berbeda juga lho, Sahabat Laysander!

  • Laminasi Glossy: Laminating berbahan glossy terlihat bening, bersifat reflektif terhadap cahaya, dan cocok digunakan untuk stiker luar ruangan. Karena sifatnya yang reflektif, laminating glossy dapat digunakan untuk membuat stiker dengan warna-warna cerah lebih menonjol. Sifat reflektif ini juga menjadikan stiker glossy cocok ditempel pada permukaan yang reflektif juga, misalnya saja permukaan mobil.
  • Laminating Matte: Kebalikan dari bahan glossy, laminating berbahan matte justru tidak reflektif dan memberikan tampilan yang lebih lembut. Lapisan matte tidak menonjolkan warna stiker dan memberikan kesan “mewah”, sehingga cocok digunakan untuk stiker yang digunakan sebagai stiker souvenir atau stiker untuk kebutuhan promosi.
  • Laminasi UV: Satu lagi variasi laminating yang juga umum ditemukan yaitu laminasi UV. Jenis laminasi ini biasanya berbahan glossy yang mengkilap. Bedanya, laminasi UV menawarkan perlindungan ekstra terhadap faktor cuaca agar stiker lebih tahan terhadap sinar matahari, angin, dan hujan.

Baca juga: Hasil Print Stiker Ritrama Blur, Harus Bagaimana?

Tips Mengatasi Lapisan Laminating Stiker yang Mengelupas

Laminating pada stiker dilakukan dengan mesin khusus, yang strukturnya secara garis besar terdiri dari bagian untuk menyalakan mesin dan mengatur suhu, handwheel untuk memutar roller, dan roller untuk meletakkan bahan selama proses laminating berlangsung.

Jika setelah dilaminating lapisan laminasi ternyata mengelupas, coba deh cek dan lakukan beberapa hal berikut ini:

  1. Jangan melaminasi stiker langsung setelah di-print. Coba diamkan stiker selama beberapa saat setelah dicetak sebelum Anda melaminating stiker.
  2. Periksa kembali suhu mesin laminating dan coba bereksperimen dengan menurunkan suhu. Pasalnya, suhu yang terlalu panas dapat membuat hasil laminating menjadi lembek dan mudah terkelupas. Karena itu, coba pastikan mesin laminating-mu tidak overheat ya, Sahabat Laysander!
  3. Masih berkaitan dengan suhu, pastikan suhu yang ditampilkan pada layar LCD sesuai dengan panas sesungguhnya. Jangan sampai ternyata ada perbedaan, sehingga suhu yang kamu inginkan tidak sesuai kenyataan.
  4. Ada kemungkinan lem laminating kurang rekat, sehingga lapisan laminasi tidak menempel dengan sempurna.
  5. Pastikan tidak ada bagian stiker yang terlipat saat dilaminasi, karena lipatan dapat membuat lapisan laminating mudah lepas.
  6. Pastikan permukaan stiker sebelum dilaminasi sudah bersih dan bebas dari minyak dan debu.
  7. Hal lain yang dapat Anda pastikan juga yaitu apakah tinta yang digunakan mengandung senyawa yang tidak dapat menyatu dengan bahan stiker.

Baca juga: 7 Kunci Tingkatkan Produktivitas Tim Saat Pandemi

Apakah Anda pernah mengalami masalah serupa ketika melaminasi stiker, Sahabat Laysander? Jika ya, silakan coba lakukan tujuh hal di atas agar Anda dapat memproduksi stiker dengan kualitas laminating yang optimal. Apabila Anda masih membutuhkan bantuan untuk mengatur mesin laminasi atau bahkan sedang mencari mesin laminasi, silakan langsung hubungi tim Sales & Support Laysander di nomor 021-5316 1450 untuk informasi lebih lanjut. Kami siap membantu Anda & bisnis Anda!

 

Filter tinta sebagai salah satu komponen mesin digital printing, seberapa sering sih harus diganti?

Seberapa Sering Filter Tinta Harus Diganti?

Ilustrasi Artikel WP ganti filter 2

Dalam bisnis percetakan, kita tentu berharap mesin akan produktif digunakan untuk mencetak dalam jumlah yang banyak. Di sisi lain, mesin yang produktif ini akan memerlukan perawatan rutin agar dapat memenuhi kebutuhan produksi dengan maksimal. Salah satu hal yang tidak boleh luput dari perhatian yaitu filter tinta nih Sahabat Laysander. Karena, semua pasti setuju bahwa masalah pada tinta pasti akan berdampak pada hasil cetak. Jelas, kita semua tak mau ada masalah pada hasil cetak dong?

Pertanyaan selanjutnya, seberapa sering sih filter tinta perlu diganti atau dibersihkan? Lalu, apa saja perawatan lain yang perlu dilakukan? Yuk, ketahui informasi selengkapnya berikut ini!

Fungsi Filter Tinta

Baca juga: Cek 4 Hal Ini Kalau Warna Tidak Keluar Saat Cetak!.

Filter Tinta Laysander

Sesuai namanya, filter tinta berfungsi untuk menyaring kotoran sebelum masuk ke pompa, agar tidak masuk ke bagian print head printer. Tanpa disadari, filter tinta yang tidak berfungsi dengan maksimal akan berisiko menghasilkan kualitas cetak yang menurun hingga mempengaruhi bagian print head.

Print head sendiri merupakan salah satu bagian terpenting pada printer yang berguna untuk "mengoleskan" tinta ke bahan cetak saat proses printing. Dengan kata lain, tinta pasti akan melalui bagian ini sebelum akhirnya tercetak di permukaan bahan. Sudah kebayang kan, bagaimana kualitas hasil cetak yang dihasilkan apabila filter tinta gagal menyaring atau sudah tersumbat dengan kotoran? Tak jarang, tinta yang keluar malah akan terlihat bergaris atau kurang jreng.

Baca juga: Mudah, Coba Ini dan Atasi Warna Tinta Tidak Pekat!

Seberapa Sering Filter Tinta Harus Diganti atau Dibersihkan?

Nah, jawabannya tergantung dari intensitas pemakaian mesin, frekuensi pembersihan atau penggantian filter tinta bisa beragam. Apabila mesin digital printing Anda produktif digunakan untuk mencetak dalam frekuensi yang sering atau jumlah yang banyak, disarankan untuk mengganti filter tinta setiap 3 bulan sekali. Rutin mengganti filter tinta tentunya akan berdampak baik bagi keseluruhan performa mesin. Namun jika tidak memungkinkan atau mesin tidak digunakan terlalu sering, Anda dapat mengakali penggantian filter dengan rajin membersihkan filter tinta setiap bulan.

Perhatikan Juga Bagian Print Head

Seperti yang sudah dijelaskan di bagian pertama, print head bisa jadi merupakan bagian yang penting karena dapat mempengaruhi hasil akhir cetak. Merawat bagian ini pun tidak terlalu susah, namun juga tidak bisa disepelekan. Jika asal menggunakan, print head nantinya malah akan cepat rusak dalam waktu cepat. Waduh, jangan sampai Anda mengeluarkan anggaran untuk terus mengganti print head ya, Sahabat Laysander! Yuk perhatikan beberapa hal berikut agar print head dapat lebih awet!

  • Perhatikan kondisi listrik. Korslet atau matinya aliran listrik secara mendadak dapat mempengaruhi print head. Untuk menyiasati hal ini, terlebih jika tempat Anda sering mengalami gangguan listrik, kami menyarankan untuk memasang daya tambahan, atau menambah stabilizer sebagai pelengkap "perlindungan" mesin.
  • Bersihkan print head secara rutin. Print head yang tidak terawat akan menimbulkan banyak masalah, misalnya tersumbatnya aliran tinta akibat sisa cat yang mengering di bagian selang tinta dalam print head. Jangan malas untuk membersihkan bagian ini ya, Sahabat Laysander!
  • Pastikan posisi print head sudah benar, karena print head yang miring atau tidak rata akan menghasilkan cetakan yang tidak akurat juga.

Selain membersihkan filter dan merawat print head, ada baiknya Anda juga rutin melakukan perawatan mesin cetak agar kebersihan dan performa-nya selalu terjaga. Berikut daftar hal yang bisa Anda lakukan dalam kurun waktu harian, mingguan, bulanan, hingga tahunan:

Baca juga: Print Head Tak Berfungsi, Hati-Hati Saat Menyuntik!

Perawatan Harian

  • Bersihkan permukaan mesin dari debu dan bekas tinta yang menempel
  • Bersihkan tinta yang mengering pada bagian print head  dan bagian lain dengan solvent dan alat bantu seperti kain lap
  • Cek dan pastikan bagian nozzle tidak tersumbat

Perawatan Mingguan

  • Bersihkan debu pada bagian kipas pengering agar debu tidak menempel ke permukaan media cetak
  • Bersihkan bagian kipas vakum, yang berfungsi untuk menyedot dan meratakan permukaan media cetak
  • Bersihkan bagian print head menggunakan solvent

Perawatan Bulanan

  • Bersihkan filter tinta menggunakan solvent atau ganti filter tinta setiap 3-4 bulan sekali
  • Periksa bagian tangki angin
  • Periksa bagian belt print head dan sesuaikan tingkat kekencangannya
  • Berikan pelumas pada bagian gigi roll feed

Perawatan Tahunan

  • Bersihkan sub ink tank dengan memberikan tekanan udara
  • Bersihkan jalur tinta
  • Bersihkan pompa tinta

Nah, itu tadi adalah tips dalam melakukan perawatan mesin, terutama bagian filter tinta dan print head, Sahabat Laysander! Memang dibutuhkan waktu yang lebih untuk merawat mesin digital printing, namun hasilnya tentu akan bermanfaat, yaitu kondisi mesin yang optimal! Tentu Anda tidak mau kan jika harus terus mengeluarkan uang untuk mengganti bagian yang rusak, terlebih jika harganya tidak murah? Karena itu, pastikan penggunaan dan perawatan mesin sudah tepat agar tidak terjadi masalah di kemudian hari.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lain seputar mesin atau membutuhkan bantuan konsultasi apapun, silahkanhubungi tim kami di nomor 021-53161450 untuk sales maupun support ya!

Penulis: MJ/ Editor: IG

Alamat

Jalan Pahlawan Seribu
Ruko Golden Boulevard R 21
BSD City - Tangerang
Indonesia

Service Center:

- Bandung   - Lombok   - Surabaya   - Yogyakarta   - Medan   - Jambi

Hubungi Kami

TELP: 021 5316 1450
Whatsapp: 0812 9757 5570

Sosial Media