Printer Cotton Polyester vs Printer Direct to Garment (DTG): Mana Lebih Unggul?

Printer cotton polyester vs printer direct to garment

Satu pertanyaan yang sering dilontarkan sebelum Anda membeli mesin pasti adalah pertanyaan ini: “Mana sih mesin digital printing yang paling bagus, mesin ini atau mesin itu?”. Sangat normal apabila Anda sebagai pemilik usaha menginginkan mesin terbaik untuk menemani perjalanan bisnis Anda. Karena itu, di artikel ini Tim Laysander ingin membahas tentang perbandingan 2 mesin untuk proses cetak kain secara digital, yaitu Printer Cotton Polyester dan Printer Direct to Garment (DTG). Mana sih yang lebih unggul? Yuk, langsung saja kita bahas!

Printer Cotton Polyester

Proses Produksi Texco Optima

Jika Anda mencari mesin dengan biaya terjangkau dan fungsi yang lengkap, printer cotton polyester bisa menjadi salah satu jenis mesin yang patut Anda pertimbangkan. Mesin ini pasalnya memiliki beberapa keunggulan yang menjadikannya menarik, seperti:

  • Biaya investasi mesin yang terjangkau. Mesin ini dibanderol dengan harga hingga 50% lebih murah dibandingkan mesin printer tekstil lainnya. Maka dari itu, mesin ini bisa menjadi opsi apabila Anda memiliki modal yang terbatas di awal bisnis
  • Dapat mencetak di banyak bahan. Beberapa mesin lain dibuat optimal untuk proses cetak di sedikit bahan, misalnya saja printer sublim yang hanya cocok digunakan untuk bahan polyester. Namun Anda tidak perlu khawatir dengan printer cotton polyester, karena printer satu ini bisa mencetak di banyak jenis kain (kecuali sutera), mulai dari katun, polyester, hingga bahan campuran keduanya seperti TC, juga kanvas, dan jeans

Baca juga: Nilai Produksi Naik, Lengkapi Printing Kain Dengan Laser Cutting

  • Proses cetak terbilang sederhana. Proses digital printing bisa beragam, tergantung teknologi yang digunakan. Ada yang perlu dipotong, bahannya di-coating, ada pula yang perlu dicuci/ steam dulu sebelum bisa dilanjutkan proses produksinya. Untuk printer cotton polyester sendiri, Anda hanya perlu melalui 2 proses yaitu proses mencetak (printing) desain ke PET film dan proses memanaskan desain (heating) ke bahan kain. Proses pemanasannya pun dapat dilakukan ke bahan yang sudah jadi, misalnya saja kaos, topi, tas, atau celana. Atau pun juga dipanaskan ke kain gulungan, dengan pemanas roll to roll seperti proses mencetak sublim.

Di sisi lain, printer ini juga memiliki kekurangan yang dapat Anda pertimbangkan, seperti:

  • Supplies yang dibutuhkan memiliki harga lebih mahal. Selain mesin itu sendiri, Anda akan membutuhkan PET film dan tinta pigmen untuk dapat mencetak dengan printer jenis ini. Nah, harga kedua barang ini cenderung lebih mahal dibandingkan tinta sublim atau transfer paper yang dibutuhkan untuk printer sublim.
  • Lebar media yang bisa dicetak lebih kecil. Ukuran printer cotton polyester tidak terlalu lebar, sehingga media yang bisa dicetak pun maksimal hanya berukuran 60 cm. Namun hal ini seharusnya tidak menjadi hal yang fatal, karena mesin ini juga dapat mencetak langsung di permukaan produk tekstil yang sudah jadi (misalnya kaos atau celana), yang notabene masih dalam batas lebar 60 cm

Printer Direct to Garment (DTG)

Sesuai namanya, printer ini adalah mesin yang dapat mencetak langsung ke permukaan kaos. Bisa dibilang, teknologi ini yang paling mirip dengan sablon, hanya saja semua prosesnya dilakukan oleh mesin, bukan dengan film screen sablon. Printer direct to garment ini memiliki beberapa kelebihan, seperti:

  • Tidak memerlukan media tambahan, semua proses cetak dilakukan langsung ke permukaan kain sehingga tidak perlu modal tambahan untuk membeli PET film atau transfer paper
  • Cocok untuk Anda yang hanya ingin fokus berbisnis percetakan kaos, karena penggunaan mesin yang simpel dan proses yang cepat dan praktis untuk mencetak kaos berwarna dibandingkan sablon secara manual
  • Hasil cetak memiliki detail yang sangat baik dan berkualitas premium, bahkan untuk desain yang terdiri dari banyak warna sekaligus

Epson DTG 2130 Resize

Baca juga: 3 Cara Printing Kain Secara Digital, Mana yang Cocok untuk Bisnis Anda?

Namun tentu saja ada juga beberapa kekurangan dari printer direct to garment ini, seperti:

  • Area cetak sebatas hanya seukuran “cetakan” yang sudah ada pada mesin, yaitu bagian persegi yang membingkai kaos. Jadi, printer DTG hanya dapat digunakan untuk mencetak kaos. Selain itu, Anda juga harus hati-hati pada saat mencetak ya! Karena, bahan kaos yang tidak lurus pada saat dicetak akan menyebabkan print head cepat rusak
  • Membutuhkan cairan coating untuk proses cetak di kaos berwarna hitam atau gelap. Untuk kaos berwarna putih, cairan coating juga bisa digunakan, agar warnanya semakin "keluar"
  • Tinta warna putih dapat tersumbat (clogged) apabila jarang digunakan, berbeda dengan printer cotton polyesteryang warna putihnya selalu terpakai
  • Harga mesin yang lebih mahal jika dibandingkan printer cotton polyester. Kalau pun Anda menemukan opsi DTG yang lebih murah, itu biasanya berupa rakitan dari printer desktop yang diubah print headnya. Namun secara kualitas dan masa pakai tentu tidak seoptimal printer DTG yang dikeluarkan brand secara resmi

Nah, itu dia perbandingan printer cotton polyester dan DTG (printer direct to garment) ya, Sahabat Laysander. Kalau ditanya lebih unggul yang mana, tentu Anda sendiri yang bisa menjawabnya. Apa kebutuhan cetakan Anda saat ini? Kalau sudah jelas apa yang Anda inginkan, baru deh bisa memilih printer dengan lebih tepat!

Sahabat Laysander, mau tahu lebih lanjut seputar spesifikasi teknis dari kedua mesin tersebut? Silakan langsung hubungi Tim Laysander dan konsultasikan kebutuhan bisnis Anda bersama kami ya!

Baca juga: Ide Bisnis New Normal: Perlengkapan Bersepeda